Kecanduan Ibu Tiri (Mom Addiction)

Kecanduan Ibu Tiri (Mom Addiction)

Keinginan itu tumbuh diam-diam, seperti api kecil yang perlahan menghanguskan akal sehatku. Ibu tiriku—seorang wanita yang terlalu cantik untuk menjadi bagian dari keluargaku—adalah mimpi terlarang yang menolak padam di benakku. Tatapannya, senyumnya, bahkan aroma tubuhnya yang samar saat melewati ruang tamu… semuanya mengukir obsesi dalam diriku.

Aku tahu itu salah. Tapi keinginan tidak mengenal moral. Keinginan hanya tahu “mau.”

Hari itu, saat ayah sedang pergi dinas, ia memintaku membantunya memperbaiki rak buku di kamarnya. Saat kami sendirian, jarak di antara kami terasa tipis seperti benang. Ia menatapku lebih lama dari biasanya. Ada sesuatu dalam sorot matanya yang tidak bisa kujelaskan—entah peringatan atau undangan.

Aku merasa seperti telah kehilangan kendali penuh atas diriku sendiri. Dan itulah awal dari segalanya.

Malam-malam berikutnya dipenuhi bisikan, sentuhan samar, dan ketegangan yang menggantung di udara. Sampai akhirnya, ia mengajakku berbicara serius. Tapi bukan tentang hubungan kami.

Melainkan… tentang anak tirinya dari pernikahan sebelumnya—kakak tiriku. Dan bagaimana dia juga menyimpan keinginan yang sama.

“Apa kau tahu… dia juga sering menatapmu diam-diam,” katanya pelan, tangannya mengusap lenganku.

Aku terpaku.

“Aku ingin kita berbagi… kau dengannya, dan aku dengan… putramu nanti.”

Aku sempat berpikir dia bercanda. Tapi saat ia menatapku dengan senyum yang terlalu dalam untuk disebut biasa, aku sadar—ini bukan sekadar keinginan. Ini skenario yang sudah dia rancang. Sebuah pertukaran yang tidak biasa. Pertukaran anak.

Dan pada saat itulah, aku benar-benar kehilangan arah.